|
gambar: ck-12.org |
Apa itu Tsunami?
"Tsunami" adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti "gelombang pelabuhan." Beberapa orang menyebutnya gelombang pasang.
Tsunami
(bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah
berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan
tiba-tiba.
Tsunami adalah gelombang laut mematikan dari hentakan tajam gempa bumi di bawah laut. Jarang, gelombang ini dapat dihasilkan oleh guncangan lain selain di bawah laut, seperti halnya dampak meteorit yang jatuh ke laut. Untungnya, gempa bumi bawah laut sedikit, dan dampak meteorit bahkan lebih sedikit, menghasilkan tsunami.
Karkteristik Tsunami
Gelombang
tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat
terbang.
Ketinggian
gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju
gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut.
Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga
sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga
mencapai puluhan meter.
Gelombang tsunami memiliki tinggi gelombang relatif kecil terhadap panjang gelombang panjang mereka, sehingga biasanya tanpa disadari di laut. Ketika bepergian lereng ke garis pantai, gelombang didorong ke atas. Seperti gelombang angin, kecepatan bagian bawah gelombang diperlambat oleh gesekan. Hal ini menyebabkan panjang gelombang menurun dan gelombang menjadi tidak stabil. Faktor-faktor ini dapat membuat gelombang besar dan mematikan.
Dampak Negatif Tsunami
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa
manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian,
tanah, dan air bersih.
Bagaimana Tsunami Terbentuk?
Gempa bumi, Tanah longsor, dampak meteorit, atau hentakan lain dibawah air laut dapat membentuk tsunami. Tsunami dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan 800 kilometer per jam (500 mil per jam).
Gempa yang menyebabkan tsunami
- Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
- Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
- Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Daftar Riwayat Terjadinya Tsunami:
- Pada tahun 1755 tanggal 1 November di Lisbon, Portugal, gelombang tsunami menghantam. Sebuah gempa di lepas pantai besar membuat banyak kerusakan di darat. Orang-orang bergegas keluar menuju pantai. Sesampai di sana, mereka menemukan bahwa air itu mengalir ke arah laut dengan cepat dan apa yang terjadi orang-orang di tepi tenggelam saat puncak gelombang datang sampai di pantai.
- 1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.
- 2004 - Pada tanggal 26 Desember
2004, gempa besar yang menimbulkan tsunami menelan korban jiwa lebih
dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Ketinggian
tsunami 35 m,
- 2006 - 17 Juli, Gempa yang
menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan
setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan
korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari selatan kota Ciamis
tepatnya di Pangandaran.
- 2007 - 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 3-4 m.
- 2010 - 27 Februari, Santiago, Chili
- 2010 - 26 Oktober, Kepulauan Mentawai, Indonesia
- 2011 - 11 Maret, Sendai, Jepang
Dari data di atas wilayah Indonesia menjadi tempat paling sering terjadi tsunami. Mengapa demikian?
Sebenarnya
tidak semua wilayah Indonesia rawan akan gempa dan tsunami, namun memang
terdapat beberapa daerah yang memiliki kerawanan tinggi akan datangnya
tsunami menurut beberapa ahli.
Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa wilayah
selatan Jawa, Nusa Tenggara dan Papua rentan gempa bumi disertai
tsunami. Daerah-daerah yang rawan terhadap gempa bumi dan tsunami sepanjang jalur subduksi pertemuan lempeng tektonik,
yaitu sepanjang barat Sumatra Barat, selatan Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, sampai dengan Papua bagian utara, Halmahera dan Sulawesi
Utara,” ujarnya.
233
kabupaten/kota di seluruh Indonesia rawan tsunami, namun demikian
potensi bencana tersebut sangat tergantung dari efek kekuatan gempa
bumi yang terjadi. (sumber:
http://www.voaindonesia.com/content/bnpb-wilayah-indonesia-selatan-rentan-gempa-dan-tsunami-pada-2013/1568484.html).
Solusi dan Penanggulangannya?
Tsunami merupakan peristiwa alam yang
tidak dapat dicegah adanya. Manusia hanya bisa mengantisipasi datangnya
tsunami dan melakukan beberapa hal berhubungan dengan penyelamatan.
Untuk itu dunia saat ini sedang memberlakukan sistem early warning system yang dipasang di lautan yang berfungsi sebagai pendeteksi adanya potensi tsunami akibat gempat di dalam laut. Namun demikian teknologi ini tidak sepenuhnya dapat mendeteksi akan datangnya tsunami karena masih perlu pengembangan. Selain itu jika perawatan terhadap teknologi tersebut tidak baik, maka alat akan rusak dan tidak berfungsi seperti halnya yang terjadi di Padang dan selat sunda beberapa waktu lalu.
Hal lain yang dipersiapkan dalam penyelamatan oleh pemerintah diantaranya: Pemerintah
perlu lebih serius dalam menangani masa darurat bencana, khususnya
menyangkut lokasi dan tempat pengungsian, makanan, dan obat-obatan
serta tenaga medis agar perangkat pemerintah di daerah setempat lebih
siap jika terjadi bencana. Dan tidak harus menunggu instruksi dari
pemerintah pusat. (sumber: voaindonesia.com)
Semoga
peristiwa alam yang mengerikan salah satunya gempa dan tsunami menjadi
peringatan bagi kita akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa. (@dhedi'sh / Sumber : gomuda.com)