Terlepas berapun kebenaran jumlah kerugiannya tragedi tersebut yang jelas itulah kisah suram yang terjadi di penghujung tahun 2004, delapan tahun silam. Namun, seiring waktu berjalan, segala perbaikan terus berjalan. Setidaknya, begitulah yang terbaca dan terdengar di media massa. (@dhedi'sh / Berbagai sumber)
GEMPA BUMI DAN TSUNAMI ACEH, KISAH KELAM DI UJUNG TAHUN.
22.10
Minggu, 26 Desember 2004 delapan tahun silam, gempa bumi dahsyat
diikuti tsunami menghancurkan sebagian besar sendi kehidupan wilayah Aceh dan
Pulau Nias di Sumatera Utara. Badan Geologi menyebutkan, tidak kurang dari
265.000 jiwa penduduk terenggut oleh bencana ini. Nilai kerugian dan kerusakan
ekonomi yang ditimbulkan, menurut Bappenas, sekitar Rp 41,4 triliun atau
sekitar 2,7 persen dari kegiatan ekonomi nasional.
Gempa bumi tektonik berkekuatan 8,9
SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di
laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh
Darussalam). Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) yang
menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera
Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand.
Menurut Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara (hingga minggu 2/1) mencapai 127.672 orang.
Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika
Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan
sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban
tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar bantuan
kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang terisolir.
Sementara itu data jumlah korban tewas di
propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen
Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor
berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa
dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu
16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang,
diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara.
Terlepas berapun kebenaran jumlah kerugiannya tragedi tersebut yang jelas itulah kisah suram yang terjadi di penghujung tahun 2004, delapan tahun silam. Namun, seiring waktu berjalan, segala perbaikan terus berjalan. Setidaknya, begitulah yang terbaca dan terdengar di media massa. (@dhedi'sh / Berbagai sumber)