Yoji Ookata , 50 tahun jadi fotografer bawah laut, tidak pernah lihat fenomena ini.
Crop circle atau pola misterius yang teratur di ladang gandum atau
padi, seringkali dalam waktu semalam, sering dihubung-hubungkan dengan
UFO atau mahluk di luar bumi. Meski kebanyakan akhirnya terungkap, itu
tak lebih dari ulah orang-orang iseng.
Tapi bagaimana jika pola crop circle ditemukan di bawah laut? Siapa yang pantas menjadi tertuduh?
Suatu hari, seorang fotografer Jepang, Yoji Ookata melakukan kegiatan
rutin tahunannya, menyelam di Samudera Pasifik. Tiba-tiba, matanya
menangkap hal yang tak biasa. Pola geometris berdiameter 6,5 kaki atau
1,98 meter tercetak di hamparan pasir dasar laut sedalam 24,3 meter.
Sangat mirip dengan pola crop circle.
Dalam 50 tahun karir profesionalnya sebagai fotografer bawah laut,
Ookata tak pernah melihat fenomena seperti itu. Ia lalu memotret
temuannya dan memberinya judul "lingkaran misterius".
Kali lain ia
kembali ke titik keberadaan lingkaran itu, di lepas pantai pulau Amami
Oshima di selatan Jepang, ia datang bersama kru televisi NHK.
Dan, misteri itupun akhirnya terkuak? Siapa yang bertanggung jawab membuat pola crop circle diketahui.
Tak ada kaitan dengan UFO, atau kerjaan orang iseng. Menggunakan kamera
bawah air, tim menemukan "seniman" yang membentuk pola tersebut: ikan
buntal (puffer fish). Ikan itu, meski beracun, dianggap sebagai makanan
lezat di Jepang.
Lalu bagaimana ikan itu bekerja. Hewan laut yang
panjangnya hanya beberapa centimeter itu berenang tak kenal lelah, siang
malam membuat pola geometris hanya dengan menggunakan satu siripnya.
Pasir berpola itu untuk menarik perhatian para ikan betina. Mereka akan
mencari si jantan setelah menemukan pola yang dianggap sebagai
sarangnya itu. Setelah kawin, pasangan ikan buntal itu akan menempatkan
telur-telurnya di tengah lingkaran.
Tak hanya cantik, crop circle
bawah laut juga punya fungsi praktis, pasir yang dibentuk tinggi adalah
benteng dari arus laut, melindungi telur agar tak tersapu air.
Para
ahli mengungkapkan, makin tinggi pasir yang ditumpuk membentuk pola
geometris, makin tinggi kesempatan ikan memperoleh pasangan. Batu kecil
dan kerang yang ditata di pinggir lingkaran, juga bisa menyediakan
nutrisi untuk para ikan kecil yang baru menetas. / International
Bussiness Times, Geekosystem (@dhedi’sh / Sumber: vivanews)
Kali lain ia kembali ke titik keberadaan lingkaran itu, di lepas pantai pulau Amami Oshima di selatan Jepang, ia datang bersama kru televisi NHK.
Dan, misteri itupun akhirnya terkuak? Siapa yang bertanggung jawab membuat pola crop circle diketahui.
Tak ada kaitan dengan UFO, atau kerjaan orang iseng. Menggunakan kamera bawah air, tim menemukan "seniman" yang membentuk pola tersebut: ikan buntal (puffer fish). Ikan itu, meski beracun, dianggap sebagai makanan lezat di Jepang.
Lalu bagaimana ikan itu bekerja. Hewan laut yang panjangnya hanya beberapa centimeter itu berenang tak kenal lelah, siang malam membuat pola geometris hanya dengan menggunakan satu siripnya.
Pasir berpola itu untuk menarik perhatian para ikan betina. Mereka akan mencari si jantan setelah menemukan pola yang dianggap sebagai sarangnya itu. Setelah kawin, pasangan ikan buntal itu akan menempatkan telur-telurnya di tengah lingkaran.
Tak hanya cantik, crop circle bawah laut juga punya fungsi praktis, pasir yang dibentuk tinggi adalah benteng dari arus laut, melindungi telur agar tak tersapu air.
Para ahli mengungkapkan, makin tinggi pasir yang ditumpuk membentuk pola geometris, makin tinggi kesempatan ikan memperoleh pasangan. Batu kecil dan kerang yang ditata di pinggir lingkaran, juga bisa menyediakan nutrisi untuk para ikan kecil yang baru menetas. / International Bussiness Times, Geekosystem (@dhedi’sh / Sumber: vivanews)