Di Indonesia ditemukan 202 jenis kelomang atau Hermit Crab
Perairan Indonesia terkenal dengan keanekaragaman biota yang tinggi,
salah satunya banyaknya keanekaragaman kelomang. Kelomang dikenal dengan
nama umang-umang atau pong-pongan (hermit crab). Biasanya hewan ini
hidup di sebuah cangkang keong atau benda yang berongga.
Dalam
sistematika hewan, kelomang merupakan bagian dari infraordo anomura,
yaitu hewan yang memiliki bentuk tubuh bagian belakang (abdomen) tidak
simetris dan beragam. Mulai dari bentuk abdomen yang memanjang
menyerupai udang, sampai bentuk menyerupai kepiting.
Infraordo
tersebut terdiri atas 7 supersuku, 17 suku, 264 marga dan 2740 jenis.
Dari infraordo ini kelomang menguasai 54 persen dari jumlah marga dan 43
persen dari jenis yang ada di dalam Anomura. Sementara kelomang dibagi
dalam 6 suku.
Peneliti LIPI yang juga
ahli taksonomi kelomang, Dwi Listyo Rahayu, mengatakan di perairan laut
Indonesia telah ditemukan 5 suku dari 6 suku kelomang yang ada di
seluruh perairan laut dunia. Ia menambahkan, meski di Indonesia telah
ditemukan 202 jenis kelomang, angka ini hanya sepertiga dari jumlah
jenis yang ditemukan di perairan Indo Pasifik Barat (Indo West Pasific).
"Beberapa marga dan jenis sampai saat ini masih merupakan biota endemik
Indonesia," katanya dalam orasi pengukuhan profesor riset di Kantor
LIPI, Jakarta.
Meski penemuan sudah mencapai 202 jenis kelomang,
menurutnya angka tersebut masih tergolong sedikit bila mengingat
tingginya keanekaragaman biota di Indonesia.
"Sedikitnya jenis yang
ditemukan di Indonesia dikarenakan kurangnya eksplorasi di berbagai
habitat dan ekosistem," tambah doktor jebolan Science de la Vie,
Universite Pieree & Marie Curie, Paris VI.Paris, Prancis.
Ia
juga memandang penelitian taksonomi kelomang perlu ditingkatkan di
samping penelitian ekologi dan tingkah lagu kelomang. Karena manfaat
penelitian taksonomi bisa menguraikan fungsi suatu biota di ekosistem.
Kelomang berfungsi sebagai indikator pencemaran daerah pantai,
indikator keberadaan keong, juga sebagai rantai makanan di laut dengan
memakan, yaitu sebagai makanan bagi ikan kakatua, kepiting perenang dan
gurita. Kelomang juga berfungsi membantu membersihkan lingkungan laut
dari biota mati dengan cara menghancurkan hewan atau tanaman yang
membusuk. (@dhedi’sh / Sumber: vivanews)
Perairan Indonesia terkenal dengan keanekaragaman biota yang tinggi,
salah satunya banyaknya keanekaragaman kelomang. Kelomang dikenal dengan
nama umang-umang atau pong-pongan (hermit crab). Biasanya hewan ini
hidup di sebuah cangkang keong atau benda yang berongga.
Dalam sistematika hewan, kelomang merupakan bagian dari infraordo anomura, yaitu hewan yang memiliki bentuk tubuh bagian belakang (abdomen) tidak simetris dan beragam. Mulai dari bentuk abdomen yang memanjang menyerupai udang, sampai bentuk menyerupai kepiting.
Infraordo tersebut terdiri atas 7 supersuku, 17 suku, 264 marga dan 2740 jenis. Dari infraordo ini kelomang menguasai 54 persen dari jumlah marga dan 43 persen dari jenis yang ada di dalam Anomura. Sementara kelomang dibagi dalam 6 suku.
Dalam sistematika hewan, kelomang merupakan bagian dari infraordo anomura, yaitu hewan yang memiliki bentuk tubuh bagian belakang (abdomen) tidak simetris dan beragam. Mulai dari bentuk abdomen yang memanjang menyerupai udang, sampai bentuk menyerupai kepiting.
Infraordo tersebut terdiri atas 7 supersuku, 17 suku, 264 marga dan 2740 jenis. Dari infraordo ini kelomang menguasai 54 persen dari jumlah marga dan 43 persen dari jenis yang ada di dalam Anomura. Sementara kelomang dibagi dalam 6 suku.
Peneliti LIPI yang juga
ahli taksonomi kelomang, Dwi Listyo Rahayu, mengatakan di perairan laut
Indonesia telah ditemukan 5 suku dari 6 suku kelomang yang ada di
seluruh perairan laut dunia. Ia menambahkan, meski di Indonesia telah
ditemukan 202 jenis kelomang, angka ini hanya sepertiga dari jumlah
jenis yang ditemukan di perairan Indo Pasifik Barat (Indo West Pasific).
"Beberapa marga dan jenis sampai saat ini masih merupakan biota endemik Indonesia," katanya dalam orasi pengukuhan profesor riset di Kantor LIPI, Jakarta.
Meski penemuan sudah mencapai 202 jenis kelomang, menurutnya angka tersebut masih tergolong sedikit bila mengingat tingginya keanekaragaman biota di Indonesia.
"Sedikitnya jenis yang ditemukan di Indonesia dikarenakan kurangnya eksplorasi di berbagai habitat dan ekosistem," tambah doktor jebolan Science de la Vie, Universite Pieree & Marie Curie, Paris VI.Paris, Prancis.
Ia juga memandang penelitian taksonomi kelomang perlu ditingkatkan di samping penelitian ekologi dan tingkah lagu kelomang. Karena manfaat penelitian taksonomi bisa menguraikan fungsi suatu biota di ekosistem.
Kelomang berfungsi sebagai indikator pencemaran daerah pantai, indikator keberadaan keong, juga sebagai rantai makanan di laut dengan memakan, yaitu sebagai makanan bagi ikan kakatua, kepiting perenang dan gurita. Kelomang juga berfungsi membantu membersihkan lingkungan laut dari biota mati dengan cara menghancurkan hewan atau tanaman yang membusuk. (@dhedi’sh / Sumber: vivanews)
"Beberapa marga dan jenis sampai saat ini masih merupakan biota endemik Indonesia," katanya dalam orasi pengukuhan profesor riset di Kantor LIPI, Jakarta.
Meski penemuan sudah mencapai 202 jenis kelomang, menurutnya angka tersebut masih tergolong sedikit bila mengingat tingginya keanekaragaman biota di Indonesia.
"Sedikitnya jenis yang ditemukan di Indonesia dikarenakan kurangnya eksplorasi di berbagai habitat dan ekosistem," tambah doktor jebolan Science de la Vie, Universite Pieree & Marie Curie, Paris VI.Paris, Prancis.
Ia juga memandang penelitian taksonomi kelomang perlu ditingkatkan di samping penelitian ekologi dan tingkah lagu kelomang. Karena manfaat penelitian taksonomi bisa menguraikan fungsi suatu biota di ekosistem.
Kelomang berfungsi sebagai indikator pencemaran daerah pantai, indikator keberadaan keong, juga sebagai rantai makanan di laut dengan memakan, yaitu sebagai makanan bagi ikan kakatua, kepiting perenang dan gurita. Kelomang juga berfungsi membantu membersihkan lingkungan laut dari biota mati dengan cara menghancurkan hewan atau tanaman yang membusuk. (@dhedi’sh / Sumber: vivanews)