TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) IR. H. DJUANDA OASENYA BANDUNG



Curug Dago dan Prasasti dua raja Thailand
Di mana bisa mencari kesegaran Bandung? di mall-mall? di FO-FO? Bandung sekarang memang belum bisa diidentikan lagi dengan slogan lama yang menyebutkan Bandung Kota Kembang. Konsep pembangungan yang tak jelas semakin membawa Bandung pada ketidak jelasan identitas juga. Namun jangan khawatir. anda masih bisa menikmati kesegaran khas Parahyangan di sebelah utara kota Bandung. Jika anda suntuk dengan hiruk pikuk kehidupan kota, langkahkan kaki ke arah utara kota Bandung, tepatnya di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang dikenal di kalangan masyarakat Bandung dengan sebutan Pakar, merupakan kawasan konservasi yang terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman dengan jenis Pinus (Pinus merkusil)  terletak di aliran sungai Cikapundung, Membentang mulai dari Curug Dago, Dago Pakar sampai Maribaya yang merupakan bagian dari kelompok hutan Gunung Pulosari, menjadikan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda sangat baik sebagai lokasi wisata alam dan juga sebagai sarana tempat untuk pengembangan pendidikan lingkungan.

Anggrek Akar dari Tahura
menurut website resmi TAHURA disebutkan bahwa Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda awalnya merupakan bagian areal dari kelompok Hutan Lindung Gunung Pulosari yang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 575/kpts/Um/8/1980 dirubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Curug Dago. Pada Tanggal 14 Januari 1985 bertepatan dengan kelahiran Bapak Ir. H. Djuanda, TWA Curug Dago secara resmi berubah fungsi menjadi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang merupakan Taman Hutan Raya (TAHURA) pertama di Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3/M/1985 tertanggal 12 Januari 1985 tentang Penetapan Taman Wisata Alam Curug Dago menjadi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.

Begitu kita memasuki kawasan Hutan Raya, maka akan terasa suasana berbeda dengan hiruk pikuk kota Bandung. Udara yang sejuk, kerimbunan pepohonan, dan terkadang ditingkahi oleh jeritan monyet ekor panjang yang mencari makanan hingga ke dekat kantor. Ketika memasuki areal parkir dan tiket box pertama, maka sudah terpampang di hadapan kita barisan pohon pinus yang seolah memanggil kita untuk menikmati kesegaran udaranya. Dan betul saja, ketika kita melewati tiket box, kita disergap oleh aroma hutan. Wangi pohon pinus dan pepohonan lain. Wajar saja, karena koleksi hutan ini cukup banyak.

Aliran sungai Ci Kapundung
Hutan dengan luas 590 ha ini memiliki kekayaan yang cukup beragam, masih menurut situs TAHURA, Komplek hutan ini merupakan hutan alam sekunder dan hutan tanaman dengan susunan vegetasi campuran yang terdiri dari pohon-pohonan (2.500 jenis) dan tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah.Tumbuhan bawah yang dominan adalah : Teklan (Eupatorium odoratum), dan jenis pohon-pohonannya adalah Mahoni (Switenia macrophylla), Bungur (Lagerstroemia sp.), Ekaliptus (Eucalyptus deglupta), Saninten (Castanopsis argentea), Pasang (Quercus sp.), Damar (Agathis damara), Waru gunung (Hibiscus similis). Selain itu banyak pula jenis tumbuhan yang berasal dari luar daerah yang sengaja di tanam dan berfungsi sebagai laboratorium alam (Arboretum).

Goweser di Tahura
beberapa tanaman termasuk tanaman yang unik dan langka. Adanya berbagai jenis tumbuhan yang berasal dari berbagai daerah yang tersusun dengan rapi. Akan kita temui juga pohon dengan batang seperti taburan pelangi (rainbow tree). ada juga anggrek akar yang menurut penjaga di sana termasuk anggrek terkecil. jika kita beruntung, maka kita akan menemui bunga bangkai yang sedang mekar.

Curug Omas Maribaya
selain menikmati kesegaran yang ditimbulkan dari banyaknya pepohonan di sana, kita juga bisa mengunjungi obyek wisata lainnya seperti : 
1. Goa-goa buatan, bekas peninggalan Belanda dan Jepang.
2. Curug Dago. di sana terdapat prasasti dari dua raja Thailand.
3. Monumen Ir. H..Djuanda
4. Curug Omas di Maribaya
5. Curug Lalay
terakhir bahkan ditemukan susunan lava yang mirip dengan selendang. 

Lokasi TAHURA berada kira-kira 7 Km dari pusat kota Bandung. Dapat ditempuh oleh semua janis kendaraan bermotor. Bila memakai kendaraan umum dapat di tempuh dari Bandung sampai terminal Dago dan selanjutnya dengan berjalan kaki atau menggunakan jasa ojeg.
Jadi jika anda ingin mencari kesegaran ala parahyangan, maka langkahkan kaki ke TAHURA Ir. H. Djuanda. (@dhedi'sh / Sumber: vivalog)