Mulai dari perdagangan hingga perlindungan warga negara Indonesia.
Seperti tahun-tahun
sebelumnya, politik luar negeri Indonesia tahun ini akan terus
diperkuat. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan ada sembilan
pokok prioritas bagi diplomasi Indonesia tahun 2013.
Pertama,
mempertajam prioritas kerja sama bilateral dengan mitra strategis dan
negara sahabat lainnya sesuai dengan potensi dan peluang di
masing-masing negara.
"Di samping peningkatan di bidang
perdagangan, investasi, dan pariwisata, prioritas juga mencakup kerja
sama di bidang ketahanan pangan dan energi, pertahanan, kesehatan dan
lingkungan hidup," ujar Marty pada Pidato Pernyataan Tahunan Menlu tahun
2013, Jumat 4 Januari 2013.
Kedua, di samping
konsolidasi pasar tradisional, diplomasi ekonomi diarahkan pada
perluasan pasar non-tradisional. Sebelumnya pada tahun 2012, pasar
ekspor non tradisional RI di kawasan Afrika, Timur Tengah, dan Eropa
Timur naik masing-masing 46 persen, 43 persen dan 87 persen, dibanding
periode yang sama 2011.
"Kenaikan yang substansial ini diraih di
saat pasar ekspor tradisional Indonesia di kawasan Amerika Utara dan
Eropa Barat mengalami pertumbuhan negatif," jelasnya.
Ketiga, memprioritaskan
perundingan perbatasan dengan negara tetangga sesuai dengan kepentingan
nasional dan ketentuan norma hukum internasional. Marty mencatat, selama
tahun 2012, 32 kali perundingan perbatasan dengan 7 negara telah
dilaksanakan. Sebanyak 15 kali adalah perundingan batas maritim dan 17
kali perundingan batas darat.
Keempat, Meningkatkan perlindungan
WNI/TKI di luar negeri dengan memprioritaskan pada tiga aspek, yaitu
pencegahan, deteksi dini dan perlindungan. "Pada tahun 2013,
perlindungan WNI akan tetap menempati agenda prioritas diplomasi dan
politik luar negeri. Sesuai komitmennya, Kemlu telah membuat grand design perlindungan WNI di luar negeri," kata Marty.
Kelima,
pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di tingkat kawasan. Pada 2012,
Indonesia menyumbang solusi perdamaian dunia.
Keenam, Konsolidasi
demokrasi dan nilai-nilai HAM di kawasan dan di tingkat global.
Ketujuh,
memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan. "Tahun 2013,
melalui Keketuaan Indonesia pada APEC, kita berpeluang berkontribusi
nyata bagi pembentukan tatanan ekonomi mendatang," katanya.
Kedelapan, berkontribusi memelihara perdamaian, keamanan dan keadilan di tataran global. Marty menegaskan, jejak diplomasi Indonesia pada 2012 terekam di berbagai belahan dunia, dari kawasan Asia hingga Timur Tengah.
Kesembilan,
mendorong tatanan ekonomi dan pembangunan dunia yang berkeadilan. Dia
menjelaskan, tatanan yang berkeadilan adalah tatanan yang memberikan
kesempatan bagi seluruh negara untuk maju dan sejahtera, tanpa
terkecuali.
"Terkait isu agenda pembangunan global, Bapak
Presiden bersama dengan Presiden Liberia dan PM Inggris telah dipilih
menjadi pemimpin bersama High-level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda yang akan memberikan masukan pada Sekjen PBB mengenai agenda pembangunan global pasca 2015," kata Marty.